Card image cap

Sambut Hari Batik Nasional, Taman Pintar Gelar Pameran Batik ‘Batik dalam Ruang dan Waktu’

Batik merupakan budaya asli bangsa Indonesia yang telah diakui  oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009 dan sejak saat itu ditetapkan sebagai hari batik nasional. Dalam rangka menyambut hari batik nasional tersebut, Taman Pintar kembali menggelar pameran batik koleksi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Pameran yang akan digelar selama satu minggu, mulai tanggal 20 hingga 29 September 2019 ini merupakan kali yang kedua setelah sukses penyelenggaran di tahun 2018.

‘Batik dalam Ruang dan Waktu’, merupakan  tema yang diangkat dalam pameran kali ini. Tema ini merupakan refleksi dari kesadaran bahwa teknik, simbolisme, dan makna filosofis yang melingkupi kain Batik Indonesia, meresap dalam kehidupan orang Indonesia, dari awal kehidupan dalam kandungan hingga akhir. Melalui tema ini, Taman Pintar bermaksud memperkenalkan berbagai motif/corak batik yang melambangkan fase kehidupan masyarakat Jawa, khususnya yang dimiliki oleh keluarga Karaton Ngayogjakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman.

Karaton Yogyakarta memamerkan 7 kain batik yang digunakan dalam prosesi “Mitoni“ atau selamatan 7 bulanan GKR Hayu. Semua motif kain yang dipilih mempunyai maksud agar anak yang dilahirkan kelak mempunyai karakter, kepribadian, dan kedudukan yang baik. Koleksi batik tersebut di antaranya Nogosari, Grompol, Sidoasih, Semen romo, Sidomukti, Cakar Ayam, dan Babon Angrem. Adapun dari Kadipaten Pakualaman akan ditampilkan koleksi Pepadan. Pepadan dari kata dasar ‘pada’ yang berarti bait, adalah gambar tertentu yang digunakan untuk menandai pergantian ‘pupuh’ tembang dalam satu teks. Batik pepadan yang ditampilkan di antaranya Maskumambang (dalam kandungan), Mijil (lahir), Sinom (muda), Kinanthi (tuntunan), Asmarandana (asmara), Gambuh (kecocokan), Dhandhanggula (senang), Durma (dermawan), Pangkur (menjauhi hawa nafsu), Megatruh (kematian), dan Pocung (dibungkus mori putih).

Gelaran pameran ini secara resmi dibuka pada hari Jumat, 20 September dengan menghadirkan GKR Bendara, G.K.B.R.A.A Paku Alam (Gusti Putri), Bapak Wakil Walikota Yogyakarta, dan Representative of UNESCO Regional Science Bureau for Asia and The Pacific. Upacara peresmian dilangsungkan di Kampung Kerajinan, Playground Taman Pintar dan dilanjutkan dengan kunjungan ke ruang pameran di Dome Area, Gedung Oval dan Kotak. Selain memamerkan kain batik, akan ada kegiatan yang dapat diikuti pengunjung seperti mewiru, membatik, dan sebagainya yang akan diajarkan langsung oleh narasumber dari Karaton Ngayogyakarta dan Kadipaten Pakualaman.