Di zona ini terdapat metode pengolahan sampah dengan biopori dan komposter.
Pengomposan adalah pengolahan sampah organik menjadi kompos atau pupuk padat dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme pengurai. Mikroorganisme pengurai meliputi bakteri, jamur, serangga, dan sebagainya. Terdapat berbagai cara pengomposan, yaitu dengan model lubang tanah untuk area luas, lubang biopori untuk lahan terbatas, komposter untuk lahan sempit, bak kompos komunal untuk pengomposan secara kelompok, dan model open widrow dengan membuat gundukan di atas tanah untuk usaha kompos skala besar.
Biopori merupakan lubang tanah sedalam 80-100 cm dengan diameter 10-30 cm yang berfungsi sebagai resapan air hujan sekaligus pengomposan. Biopori dapat menampung 7,8 L sampah organik. Sampah organik dapat menjadi kompos di dalam biopori setelah 15-30 hari kemudian. Kompos yang sudah jadi dapat diambil dengan alat bor atau bantuan sendok semen.
Untuk pengomposan secara kelompok atau komunal, dapat dilakukan dengan mencampurkan daun kering, daun segar, dan pupuk kandang atau kompos atau tanah subur dengan perbandingan 1:1:1 secara merata kemudian dibasahi dengan air. Setelah tercampur, campuran tersebut dapat dimasukkan ke dalam bak kompos. Setelah 2-3 bulan, kompos dapat dipanen.